Artikel,
Daur Ulang
10 Lagu Anarkis Terpopuler, No 5 Bikin Merinding
Dirangkum oleh: Terrik Matahari
Dalam spektrum gerakan kiri, sepertinya hanya para
anarkis yang memaknai seni secara berbeda. Sementara para seniman vanguard
mempelopori gerakan seni untuk rakyat, atau seni untuk gerakan sosial, para
anarkis mempromosikan penghancuran estetika seni. Sementara para seniman
vanguard menjadi spesialis pekerja seni, para anarkis menghapuskan spesialisasi
seniman yang disandangnya. Tujuan penghancuran estetika seni ini sebenarnya
lebih pada upaya demistifikasi seni yang menjadi kultus dan sebagai bentuk
pemberontakan terhadap kemapanan seni yang penuh puja-puji terhadap otoritas, entah itu negara, atau partai yang
mengaku revolusioner sekalipun. Dengan ketiadaan spesialisasi dan pakem
seni, maka seni menjadi milik siapa saja. Dengan begitu seni menjadi bebas, sehingga siapapun bisa melukis,
mencipta lagu, menyanyi, menari dan bereksperimentasi. Siapapun dan apapun
bentuknya. Selanjutnya, penolakan terhadap konsep kerja upahan dan penolakan
terhadap idol-idol juga menjadi dasar idiologis kenapa seni yang telah berubah
menjadi bentuk kerja upahan dan selebritas sebagai bentuk idol harus
dihancurkan dalam perspektif anarkisme.
Tapi apakah kemudian anarkisme menjadi otoriter
dalam bidang seni, tentu saja tidak. Sebagai ideologi dan gerakan sosial yang
mempromosikan kebebasan, anarkisme menaruh perhatian yang spesial pada
perengkuhan hasrat dan pengembangan potensi individual, termasuk seni sebagai
ekspresi individu. Karenanya anarkis tidak terjebak pada dikotomi seni untuk
rakyat dan seni untuk seni.
Demikian juga pandangan anarkis tentang lagu dan musik sebagai bagian dari
seni.
***
Pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, sebagian
besar masyarakat Eropa khususnya kelas pekerja masih banyak yang buta huruf, sehingga lagu
menjadi alternatif sarana pemberontakan dan tentu saja pelipur lara serta pembakar semangat yang
bisa menjangkau berbagai kalangan. Sehingga tidak heran begitu banyak lagu
dengan tema-tema perjuangan yang tercipta pada periode ini, lagu dengan segera
menjadi media propaganda. Namun sebagai gerakan yang sering diasosiasikan
dengan kekerasan, ternyata para anarkis punya selera musik yang tidak melulu
bicara soal dinamit dan revolusi, bahkan tune
dan komposisi lagunya pun bisa dibilang jauh dari teriak dan marah-marah.
Beberapa tentu saja sarat dengan propaganda tapi beberapa juga sangat puitik
dan romantis.
***
Berikut saya merangkum 10 lagu anarkis terpopuler
pada periode waktu yang spesifik yaitu akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 (1871-1945), sebuah periode di mana bendera merah dan hitam berkibar diiringi
letusan senjata dan dinamit, di mana orkestra digelar di jalan-jalan dan
alun-alun, dan kresendo menjadi tanda untuk menyerang atau untuk bercinta. Sebuah periode
saat anarkis belum mengenakan celana ketat dan menyanyikan anthem dengan ketukan ala
punk.
Ukuran populer tidaknya lagu-lagu dalam list ini tentu saja berdasarkan
penilaian subjektif saya sebagai penulis, dan pertimbangan yang lain yaitu
luasnya penggunaan lagu-lagu tersebut, baik dikalangan anarkis maupun diluar
kalangan anarkis. Penggunaan
kata anarkis di sini merujuk pada segala macam tendensi dalam anarkisme,
selanjutnya yang dimaksud sebagai "lagu anarkis" adalah setiap lagu
yang populer di lingkar gerakan anarkisme dan setiap lagu yang ditulis,
digubah, diadopsi, dipreteli dan lain-lain oleh tiap orang yang secara
tegas mendeklarasikan diri sebagai anarkis, terlibat dalam gerakan anarkis,
atau berasosiasi dengan ide dan praktek-praktek anarkisme.
1. Solidarity
Forever
Lagu ini
ditulis oleh Ralph Chaplin, seorang
sindikalis pada tahun 1915 untuk Industrial
Workers of the World (IWW), organisasi serikat buruh yang kental dengan tradisi anarko-sindikalis.
Meskipun demikian, lagu ini menjadi populer dan diadopsi menjadi anthem dihampir semua serikat-serikat
buruh di Amerika. Lagu ini
menggabungkan 2 tune lagu
yang juga populer yaitu: John Brown's
Body dan Battle Hymn of the Republic. Lagu ini
tersebar luas setelah dinyanyikan
oleh Pete Seeger dan Leonard Cohen, dan sampai saat ini masih dinyanyikan pada acara-acara resmi serikat buruh
dan demonstrasi buruh di Amerika dan Eropa. Lagu ini juga menjadi salah satu soundtrack pada film Hollywood berjudul
“Pride” tahun 2014. Berikut penggalan
lirik lagunya:
Solidarity forever, Solidarity forever,
Solidarity forever,
For the union makes us strong.
***
“When the union's inspiration through the
workers' blood shall run,
There can be no power greater anywhere
beneath the sun;
Yet what force on earth is weaker than the
feeble strength of one,
But the union makes us strong.
Tonton videonya: https://www.youtube.com/watch?v=HICrqdBIL2I
2. There
is a Power in a Union
Lagu ini
ditulis oleh Joe Hill pada tahun 1913 untuk Industrial
Workers of the World (IWW). Lagu yang menggunakan tune
dari “There is Power in the Blood (Of the
Lamb)" ini,
menjadi populer setelah dipublikasikan dalam album Little Red Songbook pada 6 Maret tahun 1913. Sama seperti lagu Solidarity Forever, lagu ini menjadi anthem dihampir semua serikat-serikat
buruh di Amerika. Berikut penggalan lirik lagunya:
There is power there is power in a band of
workingmen,
When they stand hand in hand,
That's a power, that's a power
That must rule in every land,
One Industrial Union Grand.
Tonton
videonya: https://www.youtube.com/watch?v=mSDh_qVXkFk
3. A Las
Barricadas
Lagu ini
menggunakan tune dari lagu tardisional
Polandia Warszawianka (Whirlwinds of Danger), yang kemudian
digubah oleh penyair Polandia,
Warclaw Swiercicki pada tahun
1883, ketika ia dipenjara di Warsawa,
karena terlibat gerakan buruh Polandia. Dinyanyikan untuk pertama kalinya oleh
kaum buruh pada demonstrasi 2 Maret 1885 di Warsawa. Lirik lagu A Las
Barricadas sendiri ditulis oleh Valeriano Orobón Fernández seorang aktivis
anarko-sindikalis Spanyol, dan diterbitkan pada bulan November 1922 dalam
suplemen majalah Tierra y Liberttad
di Barcelona. A Las Barricadas kemudian direkam pada tahun 1936 dan segera
menjadi anthem pada perang sipil
Spanyol. Lagu ini sendiri erat dikaitkan dengan CNT (Confederación Nacional del
Trabajo) yang merupakan organisasi serikat buruh anarko-sindikalis terbesar di
Spanyol saat itu. Berikut penggalan lirik lagunya yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris:
Black storms shake the air
Dark clouds blind us
Although pain and death [may] await us
Duty calls us against the enemy
***
To the Barricades! To the Barricades!
For the triumph of the Confederation
To the Barricades! To the Barricades!
For the triumph of the Confederation
Tonton
videonya: https://www.youtube.com/watch?v=PqQVqoAr0Ho
4. Bella
ciao
Lagu ini
sangat populer di antara para partisan Italia
(komunis, anarkis, dan grup-grup antifasis lainnya) pada perang sipil Italia
saat melawan rezim fasis
khsusunya Italian Social Republic
di bawah pimpinan Musolini yang bersekutu dengan NAZI Jerman tahun 1943-1945.
Tidak ada kejelasan siapa penulis dan kapan lagu ini ditulis. Banyak pendapat
bahwa lagu ini diadopsi dari lagu tradisional Italia berjudul Alla mattina appena alzata, namun juga
diketahui bahwa lagu ini mirip dengan sebuah lagu berjudul Koilen, yang direkam pada tahun 1919 di New York oleh seorang
pemain musik Gypsy dari Jerman
bernama Mishka Tsiganoff. Sampai saat ini Bella
ciao menjadi himne dikalangan
antifasis dan telah direkam ke dalam banyak bahasa termasuk Spanyol, Arab,
Cina, Jerman, Turki, Norwegia, Rusia, India, Jepang, dll. Berikut penggalan
lirik versi partisan yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris:
One morning I awakened,
oh bella ciao, bella ciao, bella ciao, ciao,
ciao! (Goodbye beautiful)
One morning I awakened
And I found the invader.
***
This is the flower of the partisan,
oh bella ciao, bella ciao, bella ciao, ciao,
ciao
this is the flower of the partisan
who died for freedom
Tonton videonya: https://www.youtube.com/watch?v=4CI3lhyNKfo
5. L'Internationale/Internationale
Lagu ini
ditulis oleh Eugène
Pottier seorang komunard dan
anarkis yang terpengaruh dengan pemikiran Proudhon, pada Juni 1871, hanya
beberapa minggu setelah kekalahan Komune Paris. Diterbitkan dalam koleksi Chants Révolutionnaires pada tahun 1887.
Tahun 1888, setahun setelah Eugène Pottier meninggal, Pierre Degeyter membuat tune untuk L'Internationale yang sebelumnya direncanakan menggunakan tune lagu La Marseillaise. Gubahan versi Pierre Degeyter dinyayikan pada “Internasional
kedua” tahun 1900,
tepat saat kelompok anarkis dikucilkan dari kongres tersebut. Sejak saat itu
dengan beberapa perubahan lirik, lagu ini diadopsi sebagai lagu resmi
“internasional”, dan menjadi anthem untuk semua partai komunis di
seluruh dunia. Internationale
kemudian dijadikan lagu kebangsaan Uni Soviet sampai tahun 1944. Demikian lagu
ini menjadi lagu “sosialis” yang paling banyak diterjemahkan ke dalam berbagai
bahasa termasuk Indonesia. Versi bahasa Indonesia pertama kali diterjemahkan
oleh Ki Hadjar Dewantara dari bahasa Belanda, dan dipopulerkan oleh Partai Komunis
Indonesia pada tahun 1951–1965. Dengan keluarnya TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang
Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang
Diseluruh Wilayah Negara Republik Indonesia Bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan
Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau Mengembangkan Faham atau Ajaran
Komunis/Marxisme-Leninisme, lagu ini menjadi momok menakutkan untuk dikumandangkan
di Indonesia. Beberapa dari para anarkis tetap menyanyikan lagu ini dengan
lirik aslinya seperti pada Kongres Anarkis Internasional di Amsterdam pada
tahun 1907. Selama perang sipil Spanyol juga beredar lagu dengan judul: La Internacional Anarquista dan Himno de La Internacional Anarquista yang menggunakan tune versi Pierre Degeyter
dan lirik Eugène Pottier dengan sedikit perubahan. Berikut penggalan lirik
versi pertama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris:
Stand up, damned of the Earth
Stand up, prisoners of starvation
Reason thunders in its volcano
This is the eruption of the end.
Of the past let us make a clean slate
Enslaved masses, stand up, stand up.
The world is about to change its foundation
We are nothing, let us be all.
Tonton videonya: https://www.youtube.com/watch?v=aZ731aR_SBY
6. Hijos
del Pueblo
Lagu ini
dinyanyikan pertama kali pada reli sosialis di Barcelona tahun 1889, ditulis
oleh seorang yang tidak dikenal dengan inisial R.C.R. Lagu ini kemudian
diadopsi oleh gerakan anarkis Spanyol dan menjadi sangat populer selama Perang
Saudara Spanyol (1936-1939). Terdapat paling tidak tiga versi yang populer: (1)
Hijos del Pueblo versi asli 1889, (2)
Hijos del Pueblo yang dinyanyikan
selama perang saudara spanyol, 1936-1939, dan (3) Himno Anarquista atau sering disebut Salud Proletarios. Pada versi pertama dan kedua tidak ada banyak
perbedaan lirik, tapi pada versi ketiga telah banyak perubahan. Berikut
penggalan lirik versi pertama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris:
Son of the people, you are oppressed by
chains
and that injustice can not continue,
if your existence is a world of sorrows
Before I slave I prefer to die.
Those bourgeois, are a selfish,
that in this way they despise Humanity,
they will be swept away by the anarchists
to the strong cry of freedom.
Tonton
videonya: https://www.youtube.com/watch?v=royXeEpYGdo
7. La
Ravachole
Lagu ini
ditulis oleh Sébastien Faure,
seorang anarkis Perancis pada tahun 1893, dan menjadi populer sejak dipublikasikan pada Almanach du
Pere Peinard tahun 1894. Lagu ini mengisahkan sosok Ravachol yang
melakukan aksi pengeboman pada tahun 1892 sebagai tindakan balas dendam atas penangkapan dan
pembubaran paksa oleh polisi terhadap demonstrasi yang dilakukan para anarkis
di kota Clichy, Paris. Lagu ini menggunakan tune dari lagu
revolusi Perancis berjudul La Carmanglone. Berikut penggalan
lirik lagunya yang telah diterjemahakan ke dalam bahasa Inggris:
In the great city of Paris, There are
well-fed bourgeois,
There are the poor, Who have an empty stomach:
The former are greedy,
Long live the sound, long live the sound,
The former are greedy,
Long live the sound. Of the explosion!
***
Let’s dance the Ravachole
Long live the sound, long live the sound
Let’s dance the Ravachole. Of the explosion!
Tonton
videonya: https://www.youtube.com/watch?v=9yJ7OmjZp4I
8. Should
I Ever Be A Soldier
Tidak
diketahui kapan persisnya lagu ini ditulis oleh Joe Hill, tapi segera populer
saat di muat dalam album Little Red
Songbook pada tahun 1913. Lagu ini terinspirasi dari pengalaman Joe Hill
saat terlibat dalam revolusi Meksiko, di mana pada tahun 1911, ia bergabung
dengan kontingen Industrial Workers of
the World (IWW) dan bertempur dalam revolusi Meksiko di Baja California,
bersama para Magonistas yang
merupakan anggota Partido Liberal de
Mexico (kelompok anarko-sindikalis). Berikut penggalan lirik lagunya:
Should I ever be a soldier, 'Neath
the Red Flag I would fight;
Should the gun I ever shoulder, It's
to crush the tyrant's might.
***
Join the army of the toilers, Men
and women fall in line,
Wage slave of the world! Arouse!Do your duty for the cause, For
Land and Liberty.
Tonton
videonya: https://www.youtube.com/watch?v=nFZJJJXXMGs
9. Addio
Lugano Bella
Lagu berbahasa Italia ini sangat populer sejak tahun 1899, setelah dipublikasikan pada buklet: Il canzoniere dei ribelli. Lagu ini kembali menjadi hits
saat dinyanyikan para anarkis Italia pada perang sipil Spanyol 1936.
Belakangan diketahui bahwa liriknya ditulis oleh Pietro Gori, seorang anarkis Italia. Latar
belakang lagu ini adalah pengusiran
para anarkis dari Swiss setelah Permaisuri Elizabeth dari Austria
terbunuh di Swiss pada September 1898, oleh seorang anarkis Italia. Lugano
sendiri adalah nama sebuah kota di perbatasan Swiss-Italia. Berikut penggalan
lirik lagunya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris:
Farewell beautiful Lugano, my sweet land,
Driven away guiltlessly, the anarchists are
leaving,
and they set off singing with hope in their
heart.”
***
“We will go from land to land promoting
peace and declaring war,
Peace among the oppressed, war to the
oppressors
Tonton videonya:
https://www.youtube.com/watch?v=S4ou1pNZPMs
10. Canto Dei Malfattori
Dikenal juga
sebagai Inno di Panizza (Nyanyian
Panizza), liriknya ditulis oleh Attilio Panizza, seorang pematung dan anarkis
Italia pada tahun 1892. Pada awalnya lagu ini dipublikasikan secara anonim,
tapi kemudian pada tahun 1899, seorang sindikalis
asal Swiss, Carlo Frigerio mempublikasikan lagu ini pada buklet populer: Il canzoniere dei ribelli. Segera lagu
ini menjadi populer di Italia dan kemudian diterjemahkan ke bahasa Perancis.
Lirik yang sederhana dan begitu “jujur” menjadi alasan populernya lagu ini.
Dengan lirik yang panjang, lagu ini oleh beberapa anarkis disebut sebagai “manifesto anarkis sejati ” dan “himne para pelanggar hukum”.
Berikut penggalan lirik lagunya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris:
We are neither mad nor sad; Neither
barbarians nor rascals;
We are anarchists, Militant for good.
And the righteous and the true looking, We
seek to correct mistakes.
That's why we were banished By calling us
criminals.
***
Nature, common mother, Do not refuse his
fruits to anyone
And these caste of goinfres and miseries
Steal what is to everyone. What in common,
we live, We work and we rejoice:
That's our happiness, To us the criminals.
Hurry up to spread yourself, O sun of the
future! We want to live free,
We do not want to serve anymore.
Tonton
videonya: https://www.youtube.com/watch?v=6rhfXc39bOo
Demikianlah 10 lagu anarkis terpopuler yang saya
rangkum, jika tidak setuju, silahkan membuat list sendiri. Sebagai penutup, pembuatan list
ini tidak dalam upaya klaim, penelusuran sejarah lagu-lagu ini dilakukan secara
online, jika penasaran silahkan telusuri sendiri. Selamat menik-(mati)..!!!
Sumber
gambar: https://www.smithsonianmag.com/smithsonian-institution/playlist-these-spanish-civil-war-classics-are-just-meaningful-today-180952512/
0 comments